Pertama-tama
kita bahas dulu arti dari agnostik. Agnostik berasal dari kata "A" yang
berarti "tidak" dan "Gnostik" yang berarti "tahu". Jadi Agnostik
artinya tidak tahu. Seringkali arti ini diperpanjang menjadi "Tidak tahu
apakah Tuhan ada atau tidak". Jadi Agnostik adalah jawaban dari
pertanyaan: "Apakah anda tahu bahwa Tuhan itu ada atau tidak?".
Agnostikisme
dan Ateisme tidak berada dalam satu kategori. Mirip seperti "Kendaraan"
dan "Roda Empat". Tidak semua kendaraan ber-roda empat, tapi ada
kendaraan yang ber-roda empat. Ateisme berangkat dari pertanyaan yang
berbeda dari Agnostik-isme. Pertanyaannya adalah: "Apakah anda percaya
Tuhan itu ada?". Yang tidak percaya disebut Ateis, dan yang percaya
disebut Teis.
Dari sini kita bisa ambil kesimpulan adanya empat macam golongan:
1. Teis Gnostik.
Yaitu mereka yang tahu Tuhan itu ada, sehingga otomatis percaya Tuhan itu ada.
2. Teis Agnostik
Yaitu mereka yang tidak tahu Tuhan itu ada atau tidak, tetapi percaya Tuhan itu ada.
3. Ateis Agnostik
Yaitu mereka yang tidak tahu Tuhan itu ada atau tidak, tetapi tidak percaya bahwa Tuhan itu ada.
4. Ateis Gnostik
Yaitu mereka yang tahu Tuhan itu tidak ada. Dan tentunya tidak percaya Tuhan.
Kembali
ke pertanyaan awal, mayoritas dari yang bertanya seperti itu sebenarnya
bermaksud menanyakan seperti ini: "Kenapa anda jadi Ateis Gnostik, dan
tidak menjadi Teis Agnostik saja?"
Pertanyaan tersebut
mengasumsikan yang ditanya adalah Ateis Gnostik, yang belum tentu benar.
Sebagian ateis adalah ateis yang memang sudah agnostik (lihat no.3).
Meminta mereka untuk percaya tuhan adalah hal percuma, karena "percaya"
bukanlah sesuatu yang bisa dipilih atau di-setel seperti tombol on-off.
Percaya-Tidak Percaya merupakan suatu kondisi diluar kuasa orang yang
percaya/tidak percaya, mirip seperti doyan duren/tidak doyan duren,
berbeda dengan tahu-tidak tahu yang dipengaruhi dengan ada/tidaknya
bukti.
Bagaimana dengan mereka yang masuk kategori #4 atau
Ateis Gnostik? Posisi ini biasanya diduduki oleh Ateis yang menganggap
Tuhan sama dengan Doraemon atau Sinterklas atau Nyi Roro Kidul atau
tokoh-tokoh fiksi/mitos lainnya. Argumen Ateis Gnostik adalah: Saya
tidak agnostik terhadap Doraemon (Saya TAHU Doraemon itu cuma tokoh
fiksi); Kenapa saya harus agnostik terhadap Tuhan? Kalau saya harus
agnostik terhadap Tuhan, maka saya pun menuntut para Teis untuk agnostik
terhadap Doraemon dan Sinterklas, karena sampai sekarang tidak ada yang
bisa membuktikan bahwa Doraemon dan Sinterklas TIDAK BENAR-BENAR ADA.
Perlu
dicatat, bahwa posisi Ateis Gnostik bukan berarti dia adalah seorang
A-Deis Gnostik. Tuhan Deis tidak sama dengan Tuhan Teis. Tuhan Deis
adalah memang Tuhan yang tidak bisa difalsifikasi eksistensinya,
sehingga ada-tidaknya tuhan Deis pun menjadi tidak penting atau irelevan
untuk dibahas.