Sabtu, 31 Desember 2011

Mengapa Harus Happy New Year...

Malam ini hingga besok pagi adalah sebuah waktu yang teramat sangat spesial bagi mereka dan mereka bahagia saat ini... Happy New Year menjadi sebuah ucapan sebagai pemersatu mereka dan berada dalam satu suara (terompet)...namun di tempat lain sebagian dari kita meneteskan air mata, mereka yang di bawah bayang-bayang bencana, mereka yang merasakan dingin tanpa ada penghangat sedikitpun,  mereka yang hanya melihat kegelapan dalam dunianya, mereka terjebak dalam sepi dan mereka yang tak ada hentinya berdo'a memikirkn masa depan anak cucunya...

Malam tahun baru, maaf saya hanya memandangmu sebagai malam yang biasa dan tidak akan pernah memandangmu istimewa... Karena itu, saya tidak ikut bahagia dengan pergantian tahun.. Saya mungkin gila dan semoga anak cucu saya-lah yg akan merasakan bahagia...
Tuhan Kau Maha Melihat, Kau Maha Mendengar dan Kau Maha Bijaksana... Tidak ada yang sulit buat Kau Tuhan...kumohon berikan ketenangan bagi mereka yang takut, berikan penghangat bagi mereka yang kedinginan, berikan jalan yang terang agar mereka juga merasakan indahnya dunia, berikan juga buat kami senyum yang tulus agar kami bisa berbahagia bersama tanpa kecuali...


*Oksigen 2012

Senin, 26 Desember 2011

Negeriku Sakit

"Abstrak"

Biru.
Merah.
Putih.

HANCURKAN...!!!

Merah.
Kuning.
Hijau.

MATI...!!!

----------------------------------
Bumi, 27 Desember 2011

Jumat, 23 Desember 2011

Asal Usul Bumi Dan Manusia Menurut Agama Buddha

Vasettha, terdapat suatu saat, cepat atau lambat, setelah suatu masa yang lama sekali, ketika dunia ini hancur. Dan ketika hal ini terjadi, umumnya mahluk-mahluk terlahir kembali di Abhassara (alam cahaya); di sana mereka hidup dari ciptaan batin (mano maya), diliputi kegiuran, memiliki tubuh yang bercahaya, melayang-layang di angkasa, hidup dalam kemegahan. Mereka hidup demikian dalam masa yang lama sekali.


Pada waktu itu (bumi kita ini) semuanya terdiri dari air, gelap gulita. Tidak ada matahari atau bulan yang nampak, tidak ada bintang-bintang maupun konstelasi-konstelasi yang kelihatan; siang maupun malam belum ada, ..... laki-laki maupun wanita belum ada. Mahluk-mahluk hanya dikenal sebagai mahluk-mahluk saja.

Vasettha, cepat atau lambat setelah suatu masa yang lama sekali bagi mahluk-mahluk tersebut, tanah dengan sarinya muncul keluar dari dalam air. Sama seperti bentuk-bentuk buih (busa) di permukaan nasi susu masak yang mendingin, demikianlah munculnya tanah itu. Tanah itu memiliki warna, bau dan rasa. Sama seperti dadi susu atau mentega murni, demikianlah warna tanah itu; sama seperti madu tawon murni, demikianlah manis tanah itu. Kemudian Vasettha, di antara mahluk-mahluk yang memiliki sifat serakah (lolajatiko) berkata : 'O apakah ini? Dan mencicipi sari tanah itu dengan jarinya. Dengan mencicipinya, maka ia diliputi oleh sari itu, dan nafsu keinginan masuk dalam dirinya. Mahluk-mahluk lainnya mengikuti contoh perbuatannya, mencicipi sari tanah itu dengan jari-jari ..... mahluk-mahluk itu mulai makan sari tanah, memecahkan gumpalan-gumpalan sari tanah tersebut dengan tangan mereka. Dan dengan melakukan hal ini, cahaya tubuh mahluk-mahluk itu lenyap. Dengan lenyapnya cahaya tubuh mereka, maka matahari, bulan, bintang-bintang dan konstelasi-konstelasi nampak ..... siang dan malam ..... terjadi.

Demikianlah, Vasettha, sejauh itu bumi terbentuk kembali.

Vasettha, selanjutnya mahluk-mahluk itu menikmati sari tanah, memakannya, hidup dengannya, dan berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Berdasarkan atas takaran yang mereka makan itu, maka tubuh mereka menjadi padat, dan terwujudlah berbagai macam bentuk tubuh. Sebagian mahluk memiliki bentuk tubuh yang indah dan sebagian mahluk memiliki tubuh yang buruk. Dan karena keadaan ini, mereka yang memiliki bentuk tubuh yang indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh yang buruk ..... maka sari tanah itupun lenyap ..... ketika sari tanah lenyap ..... muncullah tumbuhan dari tanah (bhumipappatiko). Cara tumbuhnya seperti cendawan ..... Mereka menikmati, mendapatkan makanan, hidup dengan tumbuhan yang muncul dari tanah tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali ..... (seperti di atas). Sementara mereka bangga akan keindahan diri mereka, mereka menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan yang muncul dari tanah itu pun lenyap. Selanjutnya tumbuhan menjalar (badalata) muncul ..... warnanya seperti dadi susu atau mentega murni, manisnya seperti madu tawon murni .....

Mereka menikmati, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan menjalar itu ..... maka tubuh mereka menjadi lebih padat; dan perbedaan bentuk tubuh mereka nampak lebih jelas; sebagian nampak indah dan sebagian nampak buruk. Dan karena keadaan ini, maka mereka yang memiliki bentuk tubuh indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh buruk ..... Sementara mereka bangga akan keindahan tubuh mereka sehingga menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan menjalar itu pun lenyap.

Kemudian, Vasettha, ketika tumbuhan menjalar lenyap ..... muncullah tumbuhan padi (sali) yang masak di alam terbuka, tanpa dedak dan sekam, harum, dengan bulir-bulir yang bersih. Pada sore hari mereka mengumpulkan dan membawanya untuk makan malam, pada keesokkan paginya padi itu telah tumbuh dan masak kembali. Bila pada pagi hari mereka mengumpulkan dan membawanya untuk makan siang, maka pada sore hari padi tersebut telah tumbuh dan masak kembali, demikian terus menerus padi itu muncul.

Vasettha, selanjutnya mahluk-mahluk itu menikmati padi (masak) dari alam terbuka, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan padi tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Berdasarkan atas takaran yang mereka nikmati dan makan itu, maka tubuh mereka tumbuh lebih padat, dan perbedaan bentuk mereka nampak lebih jelas. Bagi wanita nampak jelas kewanitaannya (itthilinga) dan bagi laki-laki nampak jelas kelaki-lakiannya (purisalinga). Kemudian wanita sangat memperhatikan tentang keadaan laki-laki, dan laki-laki pun sangat memperhatikan keadaan wanita. Karena mereka saling memperhatikan keadaan diri satu sama lain terlalu banyak, maka timbullah nafsu indriya yang membakar tubuh mereka. Dan sebagai akibat adanya nafsu indriya tersebut, mereka melakukan hubungan kelamin.

Vasettha, ketika mahluk-mahluk lain melihat mereka melakukan hubungan kelamin .........

[Dikutip dari Website Samaggi-Phala WWW.Samagghi-Phala.or.id]

Minggu, 18 Desember 2011

Abiogenesis


Mengklaim evolusi itu salah karena tidak menjelaskan asal-usul kehidupan, sama seperti mengklaim payung tidak berguna karena tidak dapat memprediksi datangnya badai. Abiogenesis menjelaskan asal-usul kehidupan, Evolusi menjelaskan bagaimana kehidupan berubah setelah kehidupan itu muncul.

Pihak kreasionis memiliki beberapa argumen yang mereka yakini untuk menyatakan abiogenesis itu salah. 4 argumen itu antara lain sebagai berikut.

1. Munculnya organisme kompleks secara tiba-tiba (spontaneous generation) tidak mungkin terjadi
Faktanya: Spontaneous generation telah diuji secara ilmiah dan terbukti salah pada tahun 1668 oleh Francesco Redi. Pada tahun 1765 oleh Lazzaro Spallanzani. Dan pada tahun 1859 oleh Louis Pasteur. Dan spontaneous generation tidak pernah diklaim oleh para ilmuwan hingga sekarang.

2. Probabilitas/peluang untuk pembentukan sebuah sel adalah 1 banding 10^50000
Faktanya: Early life tidak lebih kompleks dibandingkan dengan sel-sel modern sekrang. Artinya, dari awal, struktur sel tidak berbeda jauh dengan struktur sel zaman sekarang.

3. Diambil dari pernyataan Ben Stain (seorang aktor, penulis, dan pengamat politik dan ekonomi Amerika). "Kehidupan diciptakan dari kilat yang mengenai kubangan lumpur"
Faktanya: Pernyataan itu sangat konyol. Sebenarnya, ada sebuah buku yang mengklaim bahwa kehidupan berasal dari lumpur/tanah, yaitu AlKitab. (Video ini menyatakan AlKitab, namun saya tambahkan AlQuran juga)

4. Pada tahun 1953, eksperimen Miller-Urey tidak menciptakan kehidupan.
Faktanya: Hal ini sama seperti mengklaim bahwa tidak mungkin manusia bisa terbang ke bulan hanya karena Wright bersaudara (penemu pesawat) tidak bisa. Eksperimen Miller-Urey hanya mencoba mensimulasikan kondisi pada saat awal kehidupan.


Abiogenesis sendiri meyatakan bahwa kehidupan biologis berkembang dari zat anorganik melalui proses natural.

Early pre-biotic earth (bumi sebelum adanya kehidupan biologis) dipenuhi dengan molekul organik. Molekul organik ini merupakan asam amino sederhana yang kemudian dapat berkembang menjadi sel yang dapat secara spontan berkembang dan membelah diri.

Lingkungan pre-biotic juga mengandung ratusan jenis nukleotida (pembentuk DNA dan RNA / gen). Eksperimen yang ada menunjukkan bahwa nukleotida tersebut dapat melalukan polimerisasi sendiri secara spontan.

Sampai di sini, sudah dijelaskan bahwa kita punya sel asam amino dan polimer nukleotida yang dapat melakukan replikasi diri sendiri. Abiogenesis menunjukkan hanya dengan kedua komponen sistem yang dapat membentuk diri secara spontan pada lingkungan pre-biotic, mereka dapat saling makan (kompetisi), berkembang, mengandung informasi genetika, berepliksai, dan kemudian berevolusi. Hal ini dimungkinkan simply melalui proses termodinamika, mekanis, dan gaya listrik.

Tidak ada ketidakmungkinan yang tida masuk akal. Tidak ada kekuatan supranatural. Tidak ada kilatan petir ke kubangan lumpur. Hanya KIMIA.

sumber: http://www.youtube.com/watch?v=U6QYDdgP9eg


Kehidupan pertama kali berkembang dari zat anorganik melalui proses natural.

Dalam meneliti tentang hakikat dari kehidupan yang berlangsung, para ilmuwan berfokus pada bakteri sebagai sistem hidup yang paling sederhana, dimana mereka menyada...ri bahwa kehidupan awal muncul dari sebuah proses kimia, pada proses itu mereka mengenal suatu sel hidup sebagai suatu jaringan metabolisme berbatas membran, yang dapat membuat dirinya sendiri, dimana jaringan tersebut melibatkan beberapa tipe makromolekul yang amat kompleks, seperti protein, enzim, RNA, dan DNA.. dan ketika katalis memasuki sistem tersebut, kompleksitas molekuler meningkat pesat, dan pada akhirnya kehidupan muncul dari protosel-protosel tersebut bersama evolusi protein, asam nukleat, dan kode genetik.

Proses ini menandai kemunculan leluhur universal yang menurunkan segala kehidupan di Bumi setelahnya..serta mengisi seluruh relung ekologis yang didukung oleh mutasi, pertukaran gen, dan simbiosis, menghasilkan kehidupan yang semakin kompleks dan beragam hingga salah satunya melahirkan spesies yang memiliki sel kognitif yang cukup untuk memahami ini semua.

------------------------------------------------------------------------------

Prosesnya sebenarnya yang terjadi seperti apa?

Early pre-biotic earth (bumi sebelum adanya kehidupan biologis) dipenuhi dengan molekul organik. Molekul organik ini merupakan asam amino sederhana yang kemudian dapat berkembang menjadi sel yang dapat secara spontan berkembang dan membelah diri.

Lingkungan pre-biotic juga mengandung ratusan jenis nukleotida (pembentuk DNA dan RNA / gen). Eksperimen yang ada menunjukkan bahwa nukleotida tersebut dapat melalukan polimerisasi sendiri secara spontan.

Sampai di sini, sudah dijelaskan bahwa kita punya sel asam amino dan polimer nukleotida yang dapat melakukan replikasi diri sendiri. Abiogenesis menunjukkan hanya dengan kedua komponen sistem yang dapat membentuk diri secara spontan pada lingkungan pre-biotic, mereka dapat saling makan (kompetisi), berkembang, mengandung informasi genetika, berepliksai, dan kemudian berevolusi. Hal ini dimungkinkan simply melalui proses termodinamika, mekanis, dan gaya listrik.

Ilmu pengetahuan modern saat ini telah membuktikan bahwa kehidupan bisa muncul secara alami dari benda mati. Ilmuwan bernama Dr. Craig Venter telah berhasil menunjukkan bahwa dia dan timnya mampu menciptakan benda hidup (bakteri bersel satu) dari materi tak hidup (senyawa kimia dan listrik). Dalam penelitian selama 15 tahun dia telah berasil membuat bateri hidup dari 4 jenis bahan kimia. Bakteri bersel satu ini berjenis Mycoplasma mycoides. Ini mensimulasi bagaimana keidupan bisa tiba tiba muncul dari benda mati lalu berevolusi menjadi semakin kompleks dalam jangka waktu jutan tahun.
http://www.youtube.com/watch?v=QHIocNOHd7A

Siapakah Manusia Pertama...???


Jika ada yang bisa disebut sebagai manusia pertama, maka itu adalah kelompok spesies Homo sapiens pertama.

Pertama, tentang spesies. Spesies adalah satu pengelompokan organisme yang anggota-anggotanya bisa saling kawin dan menghasilkan keturunan fertil. Kuda dan keledai adalah spesies yang bebeda karena, sekalipun jika kuda kawin dengan keledai menghasilkan keturunan berupa bagal, keturunannya tidak fertil, alias steril. Bagal tidak bisa berketurunan baik kalau kawin dengan kuda, keledai, atau sesama bagal.

Kemudian, tentang spesiasi atau proses terjadinya spesies baru yang terbedakan dari spesies nenek moyangnya. Proses berubahnya organisme terjadi karena adanya mutasi gen yang terwariskan. Mutasi atau perubahan ini biasanya tidak besar dan drastis atau tiba-tiba dan sekaligus, tetapi kecil-kecil dan berangsur-angsur. Setelah sekian lama, dalam jutaan tahun, sekelompok organisme yang membawa akumulasi perubahan kecil-kecil itu telah menghasilkan organisme yang signifikan perbedaannya. Sedemikian berbedanya sehingga tidak bisa lagi menghasilkan keturunan fertil dengan spesies 'asal-usul' atau spesies 'baru' lainnya yang berevolusi bersama dari nenek-moyang yang sama tetapi berevolusi menuju ke arah yang lain.

Kalau agak bingung, spesiasi itu misalnya, ini contoh yang agak kasar: dinosaurus, sebagian keturunannya perlahan berubah menjadi biawak, sementara sebagian lagi berevolusi menjadi kutilang. Ketika sekelompok keturunan dinosaurus sudah sedemikian berubahnya, sehingga tidak bisa lagi kawin dengan dinosaurus dan menghasilkan keturunan yang fertil, ia telah menjadi spesies tersendiri. Ketika kutilang hanya bisa menghasilkan keturunan fertil hanya jika kawin dengan sesama kutilang, maka kelompok kutilang adalah satu spesies. Begitu pula kutilang adalah spesies yang berbeda dengan biawak, karena walaupun sama-sama keturunan dinosaurus, mereka berdua tidak bisa saling kawin dan menghasilkan keturunan yang fertil.

Kembali ke pertanyaan, siapakah kelompok spesies Homo sapiens pertama?

Kelompok Homo sapiens pertama adalah keturunan Nakalipithecus yang hidup 16 juta tahun yang lalu. Dari satu spesies tersebut, sebagian berevolusi menjadi gorila, sebagian lagi menjadi simpanse, bonobo, dan sebagian menurunkan genus Homo (dengan beberapa spesies). Spesies tertua dari genus Homo, yang sejauh ini sudah dipelajari fosilnya adalah Homo habilis yang hidup kurang lebih 2,5 juta tahun yang lalu. Genus homo ini juga terus berevolusi dan mengalami proses spesiasi menjadi spesies-spesies Homo lainnya. Dalam genus Homo tersebut, spesies Homo erectus kemudian menurunkan Homo sapiens, kira-kira 400.000 tahun yang lalu.

Jadi, (kelompok) manusia pertama adalah kelompok Homo sapiens pertama, yang hidup 400.000 tahun yang lalu, dan yang telah mengalami spesiasi dari 'induk' dan 'sepupu'nya sehingga tidak bisa lagi saling kawin mawin dengan 'induk' dan 'sepupu'nya dan menghasilkan keturunan fertil.

Dari sudut pandang teori evolusi, pertanyaan siapakah manusia pertama sebetulnya adalah pertanyaan: bagaimana proses munculnya spesies Homo sapiens.



Sumber:
Laman page evolusi manusia dari Wikipedia (bahasa Inggris)
Laman page evolusi facebook (bahasa Indonesia)

Analogi penjelasan singkat mengenai proses spesiasi:
http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/254105_111485708943085_100002449695103_108140_7049810_n.jpg

Kamis, 15 Desember 2011

Polemik Politisasi Ketuhanan

Menjelang Negara Indonesia berdiri, para Pendiri Bangsa telah menetapkan Pancasila sebagai landasan dasar negara yang menjadi pondasi bagi bangsa Indonesia dalam berbangsa dan bernegara. Meskipun berbeda isi dengan Pancasila Buddhis, nampaknya pemikiran dasar dari terbentuknya Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia ini merujuk pada Pancasila Buddhis sebagai inspirasinya.

Salah satu sila dari Pancasila RI yaitu sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Mayoritas orang salah mengartikannya sebagai pengakuan bangsa Indonesia atas keberadaan tuhan yang hanya satu. Padahal, ditinjau dari sudut etimologi bahasa khususnya bahasa Sanskerta yang merupakan bahasa yang digunakan dalam pembentukkan kalimat pada sila pertama tersebut, Ketuhanan Yang Maha Esa tidaklah mengacu pada keberadaan tuhan yang satu. Ketuhanan Yang Maha Esa lebih mengacu pada nilai-nilai atau sifat-sifat luhur yang tinggi yang mutlak ada.

Kesalahan dengan menganggap bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa berarti pengakuan atas adanya tuhan yang hanya satu, dan tuhan tersebut diidentikkan dengan tuhan yang berpersonal, maka mempengaruhi peraturan-peraturan pemerintahan khususnya mengenai syarat suatu kepercayaan untuk menjadi agama yang resmi yang diakui oleh Pemerintah. Hal ini tentu saja menimbulkan polemik dalam agama yang tidak menganut ajaran monoteis ataupun tuhan yang berpersonal, termasuk agama Hindu yang menganut politeis dan Agama Buddha yang nonteis.

Masih adanya kalangan yang mempertanyakan apakah ajaran Agama Buddha mengakui adanya Ketuhanan Yang Maha Esa, membuat pemerintah pada waktu itu merasa ragu untuk menjadikan Agama Buddha sebagai agama resmi. Kemudian, Y.M. Bhikkhu Ashin Jinarakkhita mengusulkan nama Sanghyang Adi Buddha sebagai nama dari tuhan dalam ajaran Agama Buddha. Hal ini kemudian disampaikan kepada Menteri Agama dan akhirnya pemerintah menerima Agama Buddha sebagai agama resmi negara pada tahun 1978. Hal ini tercantum dalam GBHN tahun 1978, Kepres R.I No. 30 Tahun 1978, serta Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.477/74054/1978 (18 November 1978).

Meskipun Agama Buddha telah resmi menjadi agama negara, namun penggunaan istilah Sanghyang Adi Buddha sebagai tuhan menjadi polemik dan kontroversi tersendiri di kalangan umat Buddha Indonesia sampai sekarang. Hal ini dikarenakan konsep Sanghyang Adi Buddha yang hanya ada dalam Agama Buddha mazhab/tradisi Tantrayana/Vajrayana bukanlah tuhan dalam pengertian tuhan berpersonal seperti pengertian dalam agama monotheis (agama Abraham). Politisasi dengan menggunakan dan sekaligus menyandingkan istilah Sanghyang Adi Buddha sebagai tuhan personal sangat bertentangan dengan ajaran Agama Buddha yang pada dasarnya adalah nonteis. Dengan adanya politisasi ini, menjadikan Agama Buddha di Indonesia menjadi sedikit berbeda dengan Agama Buddha di dunia. Selain itu, hal ini menambah jumlah sikap kontroversi yang ada pada diri Y.M. Bhikkhu Ashin Jinarakkhita sebagai pencetus penggunaan istilah Sanghyang Adi Buddha sebagai tuhan dalam Agama Buddha.

Akhirnya, pada tahun yang sama, Ditjen Bimas Hindu-Buddha (Gde Puja, MA.) mengeluarkan keputusan bahwa seluruh mazhab/tradisi Agama Buddha berkeyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dan masing-masing sekte memberikan nama yang berbeda-beda, tetapi pada hakekatnya adalah sama.

Dengan demikian, maka secara tidak langsung timbul pemaksaan doktrin oleh pemerintah dimana seluruh mazhab/tradisi Agama Buddha wajib meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan bagi mazhab/tradisi yang tidak meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa, maka akan dibubarkan. Hal ini pernah terjadi pada mazhab/tradisi Buddha Mahayana yang diperkenalkan oleh Bhiksu Surya Karma Chandra. Karena Mazhab/tradisi ini tidak menerima doktrin Tuhan Yang Maha Esa, maka akhirnya mazhab/tradisi ini dilarang keberadaannya pada tanggal 21 Juli 1978.

Sabtu, 10 Desember 2011

Saat ini...

Aku punya dendam jauh di setiap detik
tapi untuk siapa dendamku ini...???
Ada marah melangit di setiap hembusan nafas
tapi kepada siapa marahku ini...???
Ada ribuan intuisi di otak
tapi kemana indera keenamku ini mengintai...???
Aku punya jutaan rayuan di benak
tapi siapa yang hendak ku rayu...???
Mungkinkah "saat ini" aku berprasangka...???
Jawablah hey "Kilap"
Aku hanya ingin tahu "saat ini"...
Ya...ya...ya...Baiklah, mungkin lebih baik aku berhenti bertanya "saat ini"...
Aku tak akan memaksa apalagi mengganggumu "saat ini"...
tapi...tolong bantulah aku agar aku tidak salah mengartikan keadaan... Maaf, angin'mu ini sering salah mengartikan keadaan...
*Iblis, Desember 2011

Rabu, 07 Desember 2011

Pintu-pintu ke dunia lain....

Dalam dunia sub-atomik, hukum fisika tidak lagi merupakan suatu kepastian, tetapi gerak partikel diatur oleh konsep probabilitas. Pandangan terakhir ini yang menyangkut indeterminisme menimbulkan kontroversi.
Partikel dasar adalah partikel yang; partikel lainnya yang lebih besar terbentuk. Contohnya, atom terbentuk dari partikel yang lebih kecil dikenal sebagai elektron, proton, dan netron. Proton dan netron terbentuk dari partikel yang lebih dasar dikenal sebagai quark. Salah satu masalah dasar dalam fisika partikel adalah menemukan elemen paling dasar atau yang disebut partikel dasar, yang membentuk partikel lainnya yang ditemukan dalam alam, dan tidak lagi terbentuk atas partikel yang lebih kecil.
Dalam fisika kuantum, radiasi adalah zarah (partikel sub atom, partikel terkecil dan terhalus). Zarah yang bisa menempati suatu titik secara bersama-sama, disebut boson. Zarah yang individualis, tidak mau bersama-sama, disebut fermion. Tapi, gabungan fermion berjumlah genap jadi boson, sedangkan gabungan boson tetap boson. Aneh bin rumit memang.
Fisikawan abad ke-20 merasa takjub ketika dasar-dasar pandangan dunia mereka terguncang oleh pengalaman baru dari realitas atom, dan mereka menggambarkan pengalaman ini dalam istilah-istilah yang sangat mirip dengan yang digunakan oleh para Sufi. Heisenberg menulis: “… perkembangan terakhir di fisika modern hanya dapat dimengerti ketika seseorang menyadari bahwa di sini dasar-dasar fisika sudah mulai bergerak; dan bahwa gerakan ini telah menyebabkan perasaan bahwa ini telah memotong dasar dari ilmu pengetahuan.” Penemuan fisika modern mengharuskan perubahan mendasar dari konsep-konsep seperti ruang, waktu, materi, objek, sebab dan akibat, dll.
Dalam teori Kuantum setiap keadaan partikel (posisi, momentum, energi dst.) dihubungkan berdasarkan suatu eksperimen. Ketika formulasi telah dirumuskan maka perilaku partikel dapat diprediksi. Schrödinger menunjukkan bahwa perilaku partikel dapat ditunjukkan oleh sebuah persamaan matematis gelombang. Namun persamaan ini tidak memberi informasi apa-pun tentang keadaan partikel sebelum suatu eksperimen benar-benar dilakukan, dengan perkataan lain persamaan tersebut meramalkan dua hasil kemungkinan secara sepadan. 
Dalam percobaan celah ganda, tampak bahwa hasil pengamatan tergantung kepada cara eksperimen dilakukan. Partikel tersebut tidak punya sifat “asli”.Oleh para Fisikawan konsekuensi indeterminisme ini biasanya dilukiskan secara dramatis dalam sebuah “eksperimen” yang dikenal dengan kucing Schrodinger (Dewitt, 1970). Bisa dalam dua keadaan skizofrenik sekaligus: yaitu “hidup yang juga mati, mati yang juga hidup”. Jelas sekali bahasa metafora yang digunakan disini, dari ketidakmampuan fisikawan untuk menerangkan keadaan “yang sesungguhnya” terjadi. Namun hal tersebut seperti keadaan partikel yang bisa sekaligus gelombang merupakan konsekuensi pengembangan teori Kuantum.
Albert Einstein sendiri sangat tidak nyaman dengan konsekuensi terakhir ini. Meskipun pada masa mudanya Einstein turut serta dalam membangun teori Kuantum (pada kasus efek fotolistrik) namun Einstein tua justru merupakan seorang penentang konsekuensi filosofis teori Kuantum, sampai-sampai dia berucap “Tuhan tidak bermain dadu”. Dalam debat melawan Bohr dan kawan-kawan, argumentasi Einstein tentang determinisme selalu dapat dipatahkan. Sehingga sampai saat ini teori Kuantum yang meskipun “agak edan” tetapi terbukti merupakan teori yang dapat menerangkan dunia mikroskopis dan mempunyai manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Ibnu Arabi dalam Fushush al-Hikam menyatakan:"Kosmos berdiri di antara alam dan al Haqq, dan antara wujud dan non eksisteni. Ia bukan murni wujud dan bukan murni non-eksistensi. Maka dari itu kosmos sepenuhnya tipuan, dan kalian membayangkan bahwa ini al Haqq, namun sebetulnya bukan al Haqq. Dan kalian membayangkan bahwa ini makhluk, namun ini bukan makhluk". Bahasa Rumi “Tempatku tanpa tempat, jejakku tanpa jejak” atau ungkapan Ibnu Arabi tersebut sangat memiliki kemiripan dengan Mekanika Kuantum yang juga mengungkapkan tentang “hidup yang juga mati, mati yang juga hidup”. Jelas sekali bahasa metafora yang digunakan disini.Selanjutnya dalam kerangka teori relativitas juga dimungkinkan dibuat suatu kerucut ruang-waktu: masa lalu, masa sekarang dan masa mendatang. Dalam hal ini –secara matematik– ada bagian yang berada di luar kerucut ruang waktu ini, sehingga dapat dikatakan di luar dunia fisik ini yang kita tempati ini masih ada kemungkinan “dunia lain”. Hal ini juga didukung oleh teori Kuantum yang menawarkan many worlds interpretation atau interpretasi banyak dunia yang diungkapkan oleh Everett pada tahun 1957. Artinya alam semesta yang kita tempati ini bukan satu-satunya. Hal ini serupa dengan yang dikatakan oleh Rumi tentang hati yang bisa menuju “Pintu-pintu ke dunia lain.”

Minggu, 04 Desember 2011

Antara Tanya dan Hujan...

Hujan selalu menjadi mahkota saat kita bertemu
Derai hujan menemani kisah ini
Dingin mengurung kerinduan
Hening aku merindukanmu
Kunikmati hujan dan kertas di bawah jendela tua

Semuanya masih menggetarkan sebuah tanya
Seperti bumi yang berputar
Bersama hujan yang memberikan suasana lain
Setiap detik aku bertanya tanpa henti
Tentang keyakinanku akan datangnya sebuah jawaban

*Iblis, 2011



Sabtu, 03 Desember 2011

Aforisme dan Kata-Kata Nietzsche yang “bersayap”

Tuhan sudah mati.

Hiduplah menantang bahaya.

Apakah obat terbaik? Kemenangan.
  •   The Dawn, 571
Sama sekali tak ada fenomena moral, yang ada hanya penafsiran moral atas fenomena…
  • Beyond Good and Evil, 108
Obat yang paling baik untuk menyembuhkan cinta adalah obat yang telah diketahui sepanjang zaman: membalas cinta.
  •   The Dawn, Buku IV, 415
Kepercayaan adalah musuh yang lebih berbahaya bagi kebenaran ketimbang kebohongan.
  •   Human, All Too Human, Vol I, Bagian 9, 483
Orang yang memahami sesuatu hingga kedalamnya jarang sekali tetap bisa mempercayainya selama-lamanya. Sebab mereka membawa kedalaman tersebut ke tengah-tengah terangnya matahari siang yang cerah; dan segala sesuatu yang terdapat di kedalaman itu biasanya tidak enak untuk dilihat.
  •   Human, All Too Human, 489
Bahkan orang-orang yang paling berani pun jarang sekali memiliki ketegaran atas apa yang benar-benar mereka ketahui.
  •   Twilight of the Idols, Maxim and Arrows, 2
Dalam kalimat ini Nietszche memperlihatkan betapa dia tak mempunyai rasa takut, sehingga bahkan tak kwatir bahwa ia akan hancur akibat kata-katanya sendiri:
Pendapat publik adalah menganggurnya privasi.

Sumber: 90 Menit Bersama Nietzsche, 57

Padi - Tempat Terakhir


Kamis, 01 Desember 2011

Mimpi Memulihkan Memori yang Menyakitkan


Mereka bilang hanya waktu yang bisa menyembuhkan duka, dan penelitian terbaru dari University of California, Berkeley, menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan dalam tidur mimpi dapat membantu kita mengatasi penderitaan yang menyakitkan.
Para peneliti UC Berkeley telah menemukan bahwa selama fase mimpi pada tidur, yang juga dikenal sebagai tidur REM, kimiawi stres kita dimatikan dan otak memproses pengalaman emosional dan menumpulkan memori yang menyakitkan.
Temuan ini menawarkan penjelasan menarik tentang mengapa orang-orang yang menderita gangguan stress pasca-traumatik (PTSD), seperti para veteran perang, memiliki masa-masa yang sulit untuk pulih dari pengalaman menyedihkan dan menderita mimpi buruk yang berulang-ulang. Temuan ini juga menawarkan petunjuk mengenai mengapa kita bermimpi.
“Tahap mimpi pada tidur, berdasarkan komposisi neurokimia yang unik, memberikan kita suatu bentuk terapi semalam, balsem menenangkan yang menghilangkan tepian tajam dari pengalaman emosional masa sebelumnya,” kata Matthew Walker, profesor psikologi dan ilmu saraf di UC Berkeley dan penulis senior studi yang akan dipublikasikan pada 23 November, dalam jurnal Current Biology ini.
Bagi penderita PTSD, terapi semalam ini mungkin tidak bekerja secara efektif, sehingga ketika suatu “kilas balik dipicu oleh, katakanlah, knalpot mobil, hal ini menghidupkan sekali lagi seluruh pengalaman mendalam karena emosi yang belum dilucuti dari memori saat tidur. “
Hasil studi ini menawarkan beberapa wawasan pertama terhadap fungsi emosional tidur Rapid Eye Movement (REM), yang biasanya mengambil 20 persen dari jam tidur manusia sehat. Studi otak sebelumnya menunjukkan bahwa pola tidur menjadi terganggu pada orang yang menderita gangguanmood seperti PTSD dan depresi.
Sementara manusia menghabiskan satu-sepertiga kehidupan mereka untuk tidur, tidak ada konsensus ilmiah tentang fungsi tidur. Namun, Walker bersama tim risetnya telah membuka banyak misteri yang mengkaitkan tidur dengan pembelajaran, memori dan peraturan mood. Penelitian terbaru ini menunjukkan pentingnya keadaan mimpi REM.
“Selama tidur REM, kenangan diaktifkan kembali, dimasukkan ke dalam perspektif serta terkoneksi dan terintegrasi, namun dalam keadaan di mana zat neuro-kimia stres secara menguntungkan ditekan,” kata Els van der Helm, seorang mahasiswa doktor di bidang psikologi di UC Berkeley dan penulis utama studi tersebut.
Tiga puluh lima orang dewasa muda yang sehat berpartisipasi dalam studi ini. Mereka dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing anggotanya diperlihatkan 150 gambar emosional, sebanyak dua kali dan terpisah selama 12 jam, selagi pemindai MRI mengukur aktivitas otak mereka.
Setengah dari partisipan diperlihatkan gambar pada pagi hari dan kembali diperlihatkan pada malam hari, mereka tidak tidur selama rentang waktu di antara dua tampilan tersebut. Setengah lainnya diperlihatkan gambar pada malam hari dan kembali diperlihatkan keesokan harinya setelah tidur semalam penuh.
Mereka yang tidur di antara kedua tampilan gambar melaporkan penurunan reaksi emosional yang signifikan terhadap gambar. Selain itu, pindaian MRI menunjukkan penurunan reaktivitas yang dramatis pada amigdala, bagian otak yang memproses emosi, memungkinkan korteks prefrontal “rasional” otak memperoleh kembali kontrol reaksi emosional para partisipan.
Selain itu, para peneliti mencatat aktivitas listrik otak para peserta selagi mereka tidur, dengan menggunakan electroencephalograms. Mereka menemukan bahwa, selama tidur mimpi REM, pola-pola aktivitas listrik tertentu mengalami penurunan, menunjukkan bahwa penurunan kadar zat neuro-kimia stres di otak menenangkan reaksi emosional pada pengalaman hari sebelumnya.
“Kami tahu bahwa selama tidur REM terjadi penurunan tajam dalam tingkat norepinefrin, suatu bahan kimia otak yang berhubungan dengan stres,” kata Walker. “Dengan pengolahan ulang pengalaman emosional sebelumnya dalam lingkungan neuro-kimia aman rendah norepinefrin ini selama tidur REM, kita bangun keesokan harinya, dan pengalaman-pengalaman itu telah melunak dalam kekuatan emosional mereka. Kita merasa lebih baik tentang mereka, kita merasa kita mampu mengatasi.”
Walker mengatakan ia menginformasikan efek menguntungkan dari tidur REM pada pasien PTSD ketika seorang dokter di rumah sakit Department Urusan Veteran AS di wilayah Seattle mengatakan kepadanya tentang obat tekanan darah yang sengaja mencegah mimpi buruk berulang-ulang pada pasien PTSD.
Ternyata obat generik tekanan darah memiliki efek samping yang menekan norepinefrin di otak, sehingga menciptakan otak menjadi lebih bebas stres selama REM, mengurangi mimpi buruk dan mempromosikan kualitas tidur yang lebih baik. Hal ini menyatakan adanya hubungan antara PTSD dan tidur REM, kata Walker.
“Studi ini dapat membantu menjelaskan misteri mengapa obat-obat ini membantu beberapa pasien PTSD dan gejalanya selama tidur mereka,” kata Walker. “Hal ini juga dapat membuka jalan pengobatan baru mengenai tidur dan penyakit mental.”


Déjà vu

Déjà vu ada kalanya membangkitkan keingintahuan kita terhadap persepsi kita sendiri beserta kemisteriusan di baliknya. Tapi adakah sisi ilmiah yang menjelaskan fenomena unik ini?



Anda pernah berada di suatu tempat yang sama sekali tidak pernah Anda kunjungi, namun timbul perasaan bahwa Anda pernah mengunjungi tempat tersebut sebelumnya? Atau dalam contoh kasus lain, Anda tenggelam dalam sebuah percakapan dengan seorang teman dan tiba-tiba merasa pernah terlibat dalam percakapan itu sebelumnya? Jika pernah, artinya Anda pernah mengalami fenomena yang dikenal sebagai déjà vu.
Hampir semua orang pernah mengalami perasaan ini setidaknya sekali dalam hidup. Pemandangan, suara, rasa atau bahkan bau sesuatu, dalam situasi tertentu, membuat kita berpikir bahwa kita pernah mengalaminya meskipun kita tahu bahwa kita tidak mungkin pernah mengalaminya.
Déjà vu adalah bahasa Perancis, yang artinya ”pernah melihat”, didefinisikan sebagai pengalaman timbulnya perasaan pernah menyaksikan atau mengalami suatu situasi saat ini, meskipun keadaan dari pengalaman sebelumnya tidak pasti dan tidak terbayangkan. Istilah ini berasal dari seorang peneliti psikis Perancis, Émile Boirac (1851-1917) dalam bukunya yang berjudul L’Avenir des sciences psychiques(Masa Depan Ilmu Psikis).
Kepercayaan tentang déjà vu umumnya dikaitkan dengan pengalaman inkarnasi, kehidupan masa lalu individu, yang bisa terefleksi ke dalam ingatan saat kita mengalami situasi-situasi tertentu. Tapi jika Anda ingin meninjaunya dari sisi ilmiah, Anda tidak akan menemukan istilah ‘reinkarnasi’, atau ‘telepati’, atau ‘wahyu’ dan sebagainya. Umumnya, para peneliti memandang déjà vu sebagai kesalahan persepsi memori, munculnya kesan palsu di saat sebuah pengalaman menjadi “teringat” – semacam ‘sulap tangan’ otak saat memilah secara kolektif fitur-fitur sebuah pengalaman untuk menimbulkan ingatan masa lalu sehingga menipu pikiran kita seolah-olah kita pernah mengalaminya.
Sigmund Freud secara khas mengungkapkan fenomena ini dari segi kesadaran dan bawah sadar. Sebuah memori yang direpresi dapat mendorong perasaan déjà vu ketika sesuatu dalam pengalaman sadar menyentuhnya – pengalaman “sebelumnya” paling sering terkait dengan mimpi, meskipun dalam beberapa kasus terdapat pula perasaan tegas yang dialami benar-benar pernah terjadi di masa lalu.
‘Kenangan’ dari sumber lain
Kita memiliki banyak kenangan yang tersimpan, yang hadir dari berbagai aspek kehidupan kita, tidak hanya pengalaman kita sendiri namun juga termasuk film, gambar yang pernah kita lihat, atau buku-buku yang pernah kita baca. Kita dapat memiliki kenangan yang sangat kuat dari hal yang pernah kita baca atau melihat tanpa benar-benar mengalaminya, dan seiring waktu, kenangan ini dapat terdorong kembali ke dalam pikiran kita. Ketika kita melihat atau mengalami sesuatu yang sangat mirip dengan salah satu kenangan, maka muncullah perasaan déjà vu.
Sebagai contoh; Herman Sno, salah satu ahli psikologi terkemuka asal Belanda, telah mengusulkan bahwa memori tersimpan dalam format yang mirip dengan yang digunakan untuk menyimpan gambar holografik. Aspek holografi yang menjadi pusat tesis Sno ini adalah bagaimana hologram menyimpan informasi.
Secara khusus, Sno menunjukkan bahwa, tidak seperti halnya fotografi tradisional, setiap bagian hologram mengandung semua informasi yang dibutuhkan untuk memproduksi keseluruhan gambar. Semakin kecil bagian yang digunakan, maka semakin berkurang ketepatan (atau semakin kabur) gambar yang dihasilkan. Menurut Sno, memori manusia bekerja dengan cara analog. Pengalaman déjà vu terjadi ketika suatu situasi saat ini, secara menipu, cocok dengan salah satu gambar-gambar kabur dari peristiwa masa lalu. Ini agak seperti meyakinkan diri sendiri bahwa Anda mengenali seseorang dalam gambar kamera keamanan yang buram.
Proses pengolahan informasi
Teori lain adalah berdasarkan pada cara otak kita memproses informasi baru dan bagaimana menyimpan memori jangka panjang dan jangka pendek. Robert Efron menguji gagasan ini di Rumah Sakit Veteran di Boston pada tahun 1963, dan bertahan sebagai teori yang paling valid hingga saat ini. Ia mengusulkan bahwa respon neurologis yang tertunda dapat menyebabkan déjà vu. Karena informasi masuk ke dalam pusat-pusat pengolahan otak melalui lebih dari satu jalur, maka bisa saja terjadinya pencampuran informasi yang tidak tersinkronkan secara tepat.
Efron menemukan bahwa lobus temporal pada otak kiri bertanggung jawab untuk menyortir informasi yang masuk. Ia juga menemukan bahwa lobus temporal ini menerima informasi yang masuk dua kali dengan sedikit penundaan (dalam skala milidetik) di antara transmisi – sekali secara langsung dan sekali lagi setelah jalan memutar melalui belahan kanan otak. Jika transmisi kedua mengalami penundaan sedikit lebih panjang, maka otak mungkin menempatkan cap yang salah pada sedikit informasi dan mendaftarkannya sebagai memori sebelumnya karena sudah diproses. Hal ini bisa menjelaskan perasaan akrab yang tiba-tiba.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh psikolog Alan Brown dan Elizabeth Marsh, dipublikasikan dalamPsychological Science di tahun 2009, secara signifikan memperluas teori “persepsi ganda” yang menghasilkan déjà vu, menunjukkan bahwa kilasan adegan bisa terasa tampak akrab bila sepenuhnya dirasakan beberapa saat kemudian. Katakanlah, Anda masuk ke dalam sebuah museum baru, sambil melirik karya seni Anda berbicara di ponsel. Setelah menutup telepon, Anda melihat sekeliling dan rasanya Anda sudah ada di tempat tersebut sejak lama.
Berdasarkan teori persepsi ganda, kilasan awal menciptakan memori lemah tanpa konteks ruang-waktu. Bila Anda kemudian secara sadar mendaftarkan adegan tersebut, maka otak menghubungkan dua memori – dan di situlah Anda memperoleh perasaan yang aneh.
Brown dan Marsh menciptakan ulang pengalaman ini dalam laboratorium dengan menggunakan simbol-simbol unik. Dalam percobaan mereka, simbol-simbol itu melintas pada tingkat subliminal di layar komputer, diikuti dengan pandangan jangka panjang simbol yang sama atau berbeda, atau sama sekali tidak ada simbol.
Saat kilasan tersebut diikuti dengan simbol-simbol yang identik, para partisipan lima kali lebih mungkin untuk mengatakan bahwa mereka sudah pernah melihat simbol-simbol tersebut sebelum percobaan.
Jadi, Anda masih berpikir bahwa déjà vu berhubungan dengan hal-hal mistis sementara ada penjelasan yang lebih masuk akal? Jika Anda merasa perlu mencari jawaban yang lebih memuaskan, satu hal yang perlu diingat: Pikiran Anda bisa menipu Anda sendiri.

Innocence- Avril Lavigne


Jumat, 11 November 2011

Mimpi Lebih Nyata dari Kenyataan...

Ke-AKU-an adalah Peperangan

Hidup ini fana
Wajah ini fana
Otak ini fana
Mata ini fana
Manusia yang kita sayangi itu sementara. 
Hidup ini bukan milik AKU
Wajah ini bukan milik AKU
Otak ini  bukan milik sang AKU

KETIKA MANUSIA MATI SEMUA HANYA SEMENTARA...

Sadarilah siapa diri kita yg sebenarnya...!!!

Ketika ke-AKU-an menjadi atom, matilah sejarah asmara...
Ketika ke-AKU-an menjadi kosong, merdekalah kita dari lapar...
Ketika ke-AKU-an menjadi sepi, kita sadar siapa diri kita yg sebenarnya...

>>> 6 = 3 + 3 lebih indah dari 3 + 3 = 6...

Selasa, 25 Oktober 2011

Selembut Mega Biru

Tatkala sendiri,
kutangkap nafiri sumbang...
alunan nadanya jalari bathinku.. 
Apakah dia kesepian sepertiku...??? 
Mungkin tidak...
Dari titik kulminasi,
kusambut tatapan Elang
dan kupersilahkan membakar jiwaku...
Bila rasa ku terbalas, maka aku bahagia sekali...namun bila tak terbalas...aku tak sakit hati...


Selasa, 18 Oktober 2011

Susunan Kabinet Hasil Reshuffle Presiden SBY

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya mengumumkan secara resmi susunan kabinet hasil reshuffle atau perombakan kabinet. Presiden SBY ingin formasi menteri baru ini dapat meningkatkan kinerja.

"Berikut ini pejabat baru yang ada di jajaran kabinet, ataupun pejabat baru pada tingkat wakil menteri," kata Presiden SBY di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa 18 Oktober 2011.

Berikut susunan lengkap menteri yang akan bersama Presiden SBY sampai 2014.

1. Menko Polhukam: Djoko Suyanto (tetap)
2. Menko Perekonomian: Hatta Rajasa (tetap)
3. Menko Kesra: Agung Laksono (tetap)
4. Menteri Sekretaris Negara: Sudi Silalahi (tetap)
5. Menteri Dalam Negeri: Gamawan Fauzi (tetap)
6. Menteri Luar Negeri: Marty Natalegawa (tetap)
7. Menteri Pertahanan: Purnomo Yusgiantoro (tetap)
8. Menteri Hukum dan HAM: Amir Syamsuddin (baru)
9. Menteri Keuangan: Agus Martowardojo (tetap)
10. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Jero Wacik (baru)

11. Menteri Perindustrian: MS Hidayat (tetap)
12. Menteri Perdagangan: Gita Wirjawan (baru)
13. Menteri Pertanian: Suswono (tetap)
14. Menteri Kehutanan: Zulkifli Hasan (tetap)
15. Menteri Perhubungan: EE Mangindaan (baru)
16. Menteri Kelautan dan Perikanan: Sharif Cicip Sutardjo (baru)
17. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi: Muhaimin Iskandar
18. Menteri Pekerjaan Umum: Djoko Kirmanto (tetap)
19. Menteri Kesehatan: Endang Rahayu Setyaningsih (tetap)
20. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: M Nuh (tetap)

21. Menteri Sosial: Salim Segaf Al Jufrie (tetap)
22. Menteri Agama: Suryadharma Ali (tetap)
23. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: Mari Elka Pangestu (baru)
24. Menteri Komunikasi dan Informatika: Tifatul Sembiring (tetap)
25. Menteri Negara Riset dan Teknologi: Gusti Muhammad Hatta (baru)
26. Menteri Negara Koperasi dan UKM: Syarief Hasan (tetap)
27. Menteri Negara Lingkungan Hidup: Berth Kampbuaya (baru)
28. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Linda Agum Gumelar (tetap)
29. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Azwar Abubakar (baru)
30. Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal: Helmy Faishal Zaini (tetap)
31. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas: Armida Alisjahbana (tetap)
32. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara: Dahlan Iskan (baru)
33. Menteri Negara Perumahan Rakyat: Djan Faridz (baru)
34. Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga: Andi Mallarangeng (tetap)

Wakil-Wakil Menteri baru:
1. Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan
2. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Wiendu Nurianti
3. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Bidang Pendidikan Musliar Kasim
4. Wakil Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Eko Prasodjo
5. Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar
6. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi
7. Wakil Menteri BUMN Mahmuddin Yasin
8. Wakil Menteri Kesehatan Ali Gufron Mukti
9. Wakil Menteri Luar Negeri Wardana
10. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar
11. Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo
12. Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar
13. Wakil Menteri Hukum dan Ham Denny Indrayana

Wakil Menteri lama:
1. Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin
2. Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun
3. Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono
4. wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Lukita Dinarsyah Tuwo
5. Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati
6. Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak
7. Wakil Menteri Pendidikan Fasli Djalal

Kepala Badan Intelijen Negara
1. Letjen TNI Marciano Norman• VIVAnews

Jumat, 14 Oktober 2011

Merekonstruksi Genom Black Death: Nenek Moyang dari Semua Wabah Modern

"Data genom menunjukkan bahwa strain, atau varian, bakteri ini merupakan nenek moyang dari semua malapetaka modern yang kita miliki saat ini di seluruh dunia."

Sebuah tim internasional – dipimpin para peneliti dari Universitas McMaster dan Universitas Tubingen di Jerman – telah mengurutkan keseluruhan genom Black Death, salah satu epidemi yang paling menghancurkan dalam sejarah manusia.
Ini pertama kalinya para ilmuwan telah mampu merancang rekonstruksi genom dari setiap patogen kuno, yang memungkinkan para peneliti untuk melacak perubahan dalam evolusi dan virulensi patogen dari waktu ke waktu. Studi ini – yang saat ini dipublikasikan secara online dalam jurnal Nature – memberi pemahaman yang lebih baik tentang penyakit menular modern.
Ahli genetika Hendrik Poinar dan Kirsten Bos dari Universitas McMaster dan Johannes Krause dan Verena Schuenemann dari Universitas Tubingen berkolaborasi dengan Brian Golding dan David Earn dari Universitas McMaster, Hernán A. Burbano dan Matthias Meyer dari Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi dan Sharon Dewitte dari University of South Carolina.
Dalam studi terpisah yang dipublikasikan baru-baru ini, tim riset mendeskripsikan pendekatan metodologis terbaru untuk menarik keluar fragmen DNA kecil agen penyebab Black Death yang terdegradasi, dan menunjukkan bahwa varian tertentu dari bakteri pestis Yersinia, bertanggung jawab atas wabah yang menewaskan 50 juta orang Eropa antara tahun 1347 dan 1351.
Setelah keberhasilan ini, langkah utama berikutnya adalah mencoba untuk “menangkap” dan mengurutkan keseluruhan genom, jelas Poinar, profesor dan direktur Pusat DNA Kuno McMaster.
“Data genom menunjukkan bahwa strain, atau varian, bakteri ini merupakan nenek moyang dari semua malapetaka modern yang kita miliki saat ini di seluruh dunia. Setiap wabah di seluruh dunia saat ini berasal dari keturunan wabah abad pertengahan,” katanya. “Dengan pemahaman yang lebih baik terhadap evolusi patogen yang mematikan ini, kita memasuki era baru dalam hal penelitian penyakit menular.”
“Dengan menggunakan metodologi yang sama, semestinya saat ini memungkinkan untuk mempelajari genom segala macam patogen bersejarah,” tambah Krause, salah satu penulis utama studi tersebut. “Ini akan memberi kita wawasan langsung tentang evolusi patogen manusia dan sejarah pandemi.”
Keturunan langsung dari wabah pes yang sama terus ada hingga saat ini, menewaskan sekitar 2.000 orang setiap tahunnya.
“Kami menemukan bahwa dalam 660 tahun evolusi sebagai patogen manusia, terdapat perubahan yang relatif sedikit dalam genom organisme kuno, namun perubahan-perubahan ini, betapapun kecilnya, mungkin atau tidak mungkin diperhitungkan untuk mencatat peningkatan virulensi kutu yang memporak-porandakan Eropa,” kata Poinar. “Langkah berikutnya adalah menentukan mengapa ini sangat mematikan.”
Kemajuan teknis utama dalam pemulihan DNA dan pengurutan telah secara dramatis memperluas ruang lingkup analisis genetik spesimen kuno, membuka cakrawala baru dalam pemahaman tentang infeksi yang muncul dan muncul kembali.
Dewitte, Bos dan Schuenemann menganalisis sisa-sisa kerangka dari korban yang terkubur dalam “lubang wabah” Smithfield Timur di London, terletak di bawah lokasi yang sekarang adalah Royal Mint. Dengan penargetan spesimen – yang telah dipindai untuk mendeteksi kehadiran pestis Y. – dari pulpa gigi lima mayat, mereka mampu mengekstrak, memurnikan dan memperkaya DNA patogen, sehingga mengurangi DNA latar belakang yang terdiri dari DNA manusia, jamur dan non-wabah lainnya.
Dengan menghubungkan penanggalan 1349-1350 pada kerangka ke data genom, memungkinkan para peneliti menghitung usia nenek moyang pestis Yersinia yang menyebabkan wabah di abad pertengahan. Penanggalan ini menyatu suatu waktu antara abad ke-12 dan 13, menunjukkan bahwa wabah sebelumnya seperti wabah Justinian di abad ke-6 – yang pernah diduga disebabkan oleh patogen yang sama – kemungkinan disebabkan oleh pantogen lain. Wabah Justinian tersebar di seluruh Kekaisaran Romawi Timur, menewaskan sekitar 100 juta orang di seluruh dunia.

Jurnal: Kirsten I. Bos, Verena J. Schuenemann, G. Brian Golding, Hernán A. Burbano, Nicholas Waglechner, Brian K. Coombes, Joseph B. McPhee, Sharon N. DeWitte, Matthias Meyer, Sarah Schmedes, James Wood, David J. D. Earn, D. Ann Herring, Peter Bauer, Hendrik N. Poinar, Johannes Krause. A draft genome of Yersinia pestis from victims of the Black Death. Nature, 2011; DOI: 10.1038/nature10549

Rabu, 12 Oktober 2011

Diamuk "Asmara"

Masa lalu seakan melintas menjadi harapan menggebu...
***Kirana, apa kau merasakan hal yang sama***
Kenangan seakan menyeruak lembut membalut ranjang tua...
***Kirana, apa kau merasakan gejolak yang sama***

Kirana...
Bumi, Gunung bahkan Jagat Raya ini mengapa semakin erat kucumbu di permadani...
Ingin ku samarkan rindu ini, tapi "roh" tak kuasa menolaknya...
Semakin bermimpi, semakin mengiba dan semakin gila jiwa ini...
Aku kian berani menentang genting agar berjumpa...

Kirana...
Entah kemana radiasimu akan kau pancarkan...
Tajam tatapanmu sembunyikan asa untuk kukenang...
Alangkah bahagianya Jiwa yang tertusuk pandanganmu...
Selalu menyentuh jiwamu dalam keheningan...

Tuhan...betapa sempurna Kau ciptakan bumi dengan sistem yang begitu rumit...
Aku pun tak meragukan semua itu...
Dalam titian iba, aku memohon pada-Mu...
Perkenankanlah aku memilikinya kelak...
Aku sungguh mengharapkannya…

Selasa, 11 Oktober 2011

Eksperimen Penyaliban dan Shroud of Turin

Shroud of Turin adalah sebuah kain linen yang diyakini sebagian penganut Kristen sebagai kain yang menyelubungi tubuh Yesus ketika ia diturunkan dari salib dan akan dikuburkan. Otentisitas shroud ini dipertanyakan hingga kini, dan gereja harus melihat pada kedokteran untuk melihat apakah tanda-tanda yang ada di sana bersesuaian dengan realitas anatomi dan fisiologi.


Tahun 1931, para dokter dan mahasiswa kedokteran Perancis berkumpul di Paris untuk rapat tahunan yang disebut konferensi Laennec. Saat itu, seorang pendeta dari Vatikan, Armailhac, mengajukan sederetan potret close up Shroud of Turin, dan meminta satu orang dokter yang ada untuk menjelaskannya secara ilmiah.

Eksperimen Barbet
Dr. Pierre Barbet adalah seorang dokter bedah dari Hôpital Saint-Joseph. Ia adalah orang yang terobsesi untuk menjelaskan “noda darah” yang ada pada shroud of Turin. Kedua noda darah ini datang dari sumber yang sama namun melewati jalur yang berbeda, pada sudut yang berbeda. Yang pertama, tulisnya, “naik dan ke dalam (secara anatomis posisinya seperti seorang tentara yang menantang), mencapai sisi ulnar dari lengan depan. Aliran lain, lebih kecil dan berkelok, bergerak naik hingga ke siku.”
Barbet mengatakan kalau kedua aliran tersebut dibuat Yesus dengan memaksa tubuhnya naik turun dengan bertopang pada tangannya di tiang salib; sehingga aliran darah dari luka paku mengikuti dua jalur berbeda, tergantung pada posisi mana dirinya berada. Alasan Yesus melakukan ini, menurut teori Barbet, adalah ketika orang digantung dengan tangan mereka, ia menjadi sulit bernapas; Yesus mencoba agar tetap bisa bernapas. Lalu setelah berapa lama, kakinya akan kaku dan ia akan turun kembali dan diam.
Barbet mendukung gagasannya dengan sebuah teknik penyiksaan yang digunakan di masa Perang Dunia I, dimana korban digantung dengan tangannya, yang diikat di atas kepalanya. “Digantung di tangan menyebabkan berbagai jenis keram dan kontraksi,” tulis Barbet. “Akhirnya hal ini akan mengganggu otot pernapasan dan membuat korban tidak mampu mengeluarkan napas; korban tidak mampu mengosongkan paru-parunya dan akhirnya mati karena of asphyxia.”
Barbet menggunakan sudut pada pola yang diduga aliran darah di shroud tersebut untuk menghitung kedua posisi Yesus pada salib: dalam postur turun, ia menghitung kalau lengan yang merentang membentuk sudut 65 derajat dengan batang horizontal salib. Dalam posisi naik, lengan membentuk sudut 70 derajat dengan batang horizontal. Barbet kemudian mencoba membuktikan teori ini menggunakan satu dari sekian banyak mayat tanpa klaim yang dikirim ke bagian anatomi rumah sakit dan panti sosial kota Paris.
Ketika Barbet mendapatkan mayat di labnya, ia memakunya ke salib buatan sendiri. Ia lalu menegakkan salib dan mengukur sudut lengan ketika tubuh berada pada posisi lemas/turun. Sudutnya benar 65 derajat. Karena mayat tidak dapat mendorong tubuhnya naik sendiri, sudut kedua tetap tidak dapat diperiksa.


Gagasan Barbet menyajikan sebuah konundrum anatomis. Karena bila ada periode saat kaki Yesus dilepas dan ia terpaksa bergantung dengan seluruh berat tubuhnya di telapak tangannya yang dipaku, bukankah paku tersebut akan menyobek dagingnya? Barbet bertanya apakah, faktanya, Yesus dipaku lewat pergelangan tangan yang lebih kuat dan bertulang, bukan di daging pergelangan tangan. Ia memutuskan melakukan sebuah eksperimen, yang didetailkan dalam A Doctor at Cavalry. Kali ini, bukannya memasang seluruh mayat ke salibnya, ia menyalib sebuah lengan saja. Pemilik lengan itu sendiri telah meninggalkan ruangannya ketika Barbet memalunya:
“Setelah mengamputasi dua pertiga ke atas dari lengan seorang tentara yang terluka parah di lengan, saya memasang paku persegi berukuran sekitar 1/3 inci (the nail of the Passion) ke bagian tengah pergelangan tangan… Saya dengan perlahan menggantung sebuah pemberat 100 pound di sikunya (separuh berat badan manusia dengan tinggi sekitar 6 kaki). Setelah sepuluh menit, luka telah memanjang; … Saya kemudian memberi goncangan sedang, dan saya melihat paku tersebut mendadak memaksa dirinya menembus ruyang antara dua pangkal metakarpal dan membuat sobekan lebih besar di kulit… Goyangan kecil kedua menyobek apa yang disisakan oleh kulit.”
Dalam berminggu-minggu kemudian, Barbet menguji 12 lengan lagi dalam usaha menemukan tempat yang cocok di pergelangan tangan manusia untuk memaku paku 1/3 inci. Ini bukan waktu yang baik bagi tentara yang cedera tangan dalam perang dan mengunjungi kantor Dr. Pierre Barbet.


Akhirnya, palu Barbet yang sibuk sampai pada apa yang ia yakini sebagai lokasi sesungguhnya lubang paku: ruang Destot, sebuah celah seukuran kacang antara dua baris tulang di pergelangan. “Dalam tiap kasus,” tulisnya, “mata paku mengambil arahnya sendiri dan terlihat meggelincir sepanjang dinding saluran dan mendapatkan jalannya secara spontan ke ruang yang menunggunya.” Ada juga yang menduga kalau paku tersebut dipandu oleh kekuatan ghaib. “Dan di titik ini,” lanjut Barbet dengan bersemangat, ‘tepatnya dimana shroud menunjukkan tanda paku, sebuah tempat dimana tidak ada orang yang punya penjelasan mengenainya…”

Eksperimen Zugabe
Dan datanglah Frederick Zugibe. Zugibe adalah seorang pemeriksa medis gila kerja dari Rockland County, New York, yang menghabiskan waktu luangnya meneliti tentang Penyaliban dan “Barbet-bashing” pada apa yang ia sebut “konferensi Shroudie” di penjuru dunia. Ia selalu memberi waktu pada anda bila anda menelpon, namun segera jelas dalam arah percakapan kalau Zugibe hanya punya sedikit waktu luang. Ia separuh jalan dalam menjelaskan rumus untuk menentukan tarikan tubuh pada tiap tangan Kristus ketika suaranya akan menjauh dari telpon untuk satu menit, lalu kembali dan mengatakan, “Maaf. Tadi ada jasad berusia 9 tahun. Ayahnya membunuhnya. Um, sampai dimana kita tadi?”
Seperti Barbet, Zugibe membangun sebuah salib, yang telah berdiri – kecuali beberapa hari di tahun 2001 dimana ia diperbaiki – dalam garasinya di pinggiran kota New York selama empat puluh tahun. Bukannya menyalib mayat, Barbet menggunakan lima sukarelawan, ratusan dalam sederetan eksperimen selanjutnya. Untuk studi pertamanya, ia merekrut dari seratus relawan dari kelompok religius lokal, Third Order of St. Francis.


Hal pertama yang dia temukan saat ia mulai meletakkan manusia di salibnya adalah tidak satupun diantaranya yang mengalami masalah pernapasan, bahkan bila mereka disana selama 45 menit. (Ia skeptis tentang teori tersedak Barbet dan menyanggah referensi pada korban penyiksaan karena tangan mereka langsung berada di atas kepala mereka, bukan disisi mereka). Tidak pula subjek Zugabe secara spontan mencoba mengangkat diri mereka. Faktanya, ketika diminta melakukan itu, dalam eksperimen berbeda, mereka tidak mampu melakukannya. “Mustahil mengangkat dirimu dari posisi tersebut, dengan kaki terikat di salib,” kata Zugibe. Lebih lanjut, ia menunjukkan, aliran darah ganda mengalir di belakang tangan, yang ditekan melawan salib. Bila Yesus mendorong dirinya naik dan turun, darah dari luka tersebut akan menumpuk, tidak membelah menjadi dua aliran.
Lalu apa yang menyebabkan tanda dua aliran di Shroud? Zugibe membayangkan kalau itu terjadi ketika Yesus diturunkan dari salib dan dimandikan. Pemandian mengganggu penggumpalan dan sedikit darah mengalir dan membelah pada dua saluran saat ia bertemu dengan tonjolan styloid ulnar, tonjolan yang keluar dari sisi luar (jari kelingking) pergelangan. Zugibe ingat melihat aliran darah semacam ini dari korban luka tembak di labnya. Ia menguji teorinya dengan mencuci darah kering dari luka sebuah mayat yang baru datang di lab nya untuk melihat apakah ada sedikit darah yang memang mengalir. “Dalam beberapa menit,” tulisnya dalam artikel yang ditulis dalam jurnal Sindon, “sebuah aliran kecil darah muncul.”
Zugibe mengenali kalau Barbet membuat kebohongan anatomis mengenai ruang Destot, yang bukan, seperti diklaim Barbed dalam bukunya, “tepat merupakan lokasi dimana shroud memunculkan tanda paku.” Luka di belakang tangan di  Shroud of Turin berada di sisi ibu jari pergelangan, dan setiap buku teks anatomi akan mengatakan kalau ruang Destot berada di sisi kelingking pergelangan, dimana Barbet memasukkan pakunya ke pergelangan mayat.



Teori Zugibe mengatakan kalau paku menembus telapak tangan Yesus lewat suatu sudut dan keluar pada sisi belakang pergelangan. Ia memiliki buktinya sendiri: potret yang diambil 40 tahun lalu dari seorang korban pembunuhan yang ada di labnya. “Ia ditikam secara brutal di seluruh tubuhnya,” ingat Zugibe. “Saya menemukan luka pertahanan dimana ia mengangkat tangannya dalam usaha melindungi wajahnya dari tikaman.” Lewat lubang luka di telapak tangan ini, pisau tampaknya masuk lewat suatu sudut, keluar ke belakang pergelangan di sisi ibu jari. Jalur pisau tampaknya mendapat sedikit hambatan saja: sinar X tidak menunjukkan adanya tulang yang terpotong.

Tetapi
Apakah memang ada darah di Shroud of Turin? Menurut uji forensik yang dilakukan oleh Alan Adler, seorang kimiawan dan seorang Shroudie, itu jelas bukan darah. Menurut Joe Nickell, pengarang Inquest on the Shroud of Turin, itu juga bukan darah. Dalam sebuah artikel dalam situs yang terkenal sebagai kelompok skeptis Committee for the Scientific Investigation of Claims of the Paranormal, Nickell mengatakan kalau uji forensik pada “darah” mengungkapkan kalau itu hanyalah campiran ocher merah dan cat termpera vermilion.

Sumber
Roach, M. 2003. Stiff: The Curious Lives of Human Cadavers. Penguin Books.
http://www.faktailmiah.com/2011/08/11/eksperimen-penyaliban-dan-shroud-of-turin.html