Selasa, 24 Juli 2012

Kebijakan vs Kebijaksanaan


‎Negeri Indonesia dipenuhi oleh sekian juta kebijakan yang terkadang mengenyampingkan kebijaksaan, memutar balikkan fakta dengan permainan logika dan bahasa tak urung dijadikan senjata untuk mendapatkan kebijakan yang kelihatannya mendukung rakyat namun disitu terselip berbagai macam kepentingan-kepentingan yang sifatnya hanya mengharapkan tibanya sang ulam cinta.
Begitu banyak orang Indonesia bahkan sang matematikawan kewalahan menghitung jumlah penduduk Indonesia namun yang hanya dianggap orang di Indonesia hanya sebagian bahkan jaripun tak habis untuk menghitung yang dianggap sebagai orang indonesia.
Entah mengapa jumlah orang di indonesia hanya segelintir bahkan tak cukup dengan prosentase 0,0001% dari jumlah seluruh manusia yang ada di indonesia bahkan bisa dikatakan sebagai negara yang dipenuhi oleh sampah-sampah kesombongan dan keangkuhan.
Apakah yang asing begitu penting hingga pribumi harus terpelanting jauh disudut-sudut keniscayaan sebagai warga indonesia yang mengharuskan memuja bangsa asing.
Apalah arti sebuah kartu tanda penduduk jika hanya dipandang sebelah mata yang silau dengan kegagahan kekayaan oleh limpahan harta, tersingkirkan dari bangsa sendiri adalah hal yang wajar di Indonesia, mendambakan kemajuan dengan menyingkirkan yang terbelakang, menghina, mencaci bahkan risih terhadap bangsa sendiri yang menjadikan Indonesia tak kan pernah maju dalam hal apapun karena tidak adanya sifat gotong royong.
Inilah negeriku yang berhiaskan berbagai macam adat dan budaya ternyata hanyalah sebuah formalitas semata untuk mendukung kebijakan-kebijakan yang telah dibangun oleh sebagian kelompok-kelompok atau bangsa asing tanpa memandang sebuah kebijaksanaan untuk menghargai bangsa lainnya. 
Apakah yang menyebabkan timbulnya kebijakan dan kebijaksanaan?
Berikut dikisahkan ada seseorang yang bernama "cinta" tergila-gila oleh yang namanya "sayang", berbagai cara telah dilakukan oleh cinta untuk mendapatkan hati si sayang, kegilaan si cinta pun tak terbendung sehingga cinta mencoba untuk bertemu dan merayu sayang.

Cinta : “ wahai sayang hal apakah yang kamu sukai, pasti akan aku beri ? “

Sayang : “ Hal yang paling aku sukai adalah sebuah kebijaksanaan. Apakah kamu memiliki sebuah kebijaksanaan ? “

Cinta : “ waduh sayang, dari dulu saya mencoba untuk mendapatkan kebijaksanaan namun saya hanya sampai kepada taraf kebijakan. “

Sayang : “ apa,..!!! Kamu hanya memiliki kebijakan ? Bagaimankah kau ingin bersamaku sedangkan kebijaksanaan sangat bertentangan dengan kebijakan. “

Cinta : “ mudah saja sayang, kamu gunakan kebijaksanaanmu untuk menerimaku dan aku akan gunakan kebijakanku untuk melindungimu. “

Sayang : “ cinta simpan saja retorikamu, sungguh benar-benar licik sekali kebiadabanmu itu. Kau gunakan kebijakan untuk kepentinganmu sendiri. Sesungguhnya saya sendiri selalu mendambakan dirimu namun setelah aku ketahui tentang seluk-beluk dari cara pandangmu terpaksa aku harus meninggalkan dirimu, karena saya khawatir akan apa yang akan terjadi pada dirimu dan keluargamu. ”

Cinta : “ terima kasih sayang, kamu telah mengungkapkan isi hatimu kepadaku dan aku akan berusaha untuk mendapatkan seperti apa yang engkau mau yaitu sebuah kebijaksanaan yang begitu sulit diterapkan oleh apa yang ku miliki yaitu kebijakan. “

Sayang : “ iya sama-sama cinta, semoga kita dapat bersatu mungkin pada generasi kita yang selanjutnya atau bahkan ketujuh turunan kita. “

Cinta : “ selamat tinggal sayang,.. ” ;'-(
Sayang : “ selamat tinggal juga cinta,.. “ ^_^

Sang cinta pun akan selalu mengganti kebijakan dan terus mencari sebuah kebijaksanaan sampai ujung hanyatnya untuk mendapatkan si sayang, walaupun berat dirasakan si cinta namun dia tetap pada kegilaan nya terhadap sayang yang menjadi belahan hatinya.

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar