Rabu, 05 Oktober 2011

Surat Palsu lebih Sakti dari Alamat Palsu...

Jakarta Lawyer Club (JLC) Tvone, Selasa, 4 Oktober 2011 mengambil porsi jam siar salah satu terpanjang.  Empat  jam  live. Program yang dipandu oleh Karni Ilyas itu, sejak siang telah saya konfirmasikan  kepada sang anchor, mengambil topik Surat Palsu MK.
Di luar dugaan saya Andi Nurpati, sosok yang namanya disebut-sebut diduga berada di belakang kasus pemalsuan surat Mahkamah Konstitusi  (MK) itu hadir. Sebagaimana kata  Permadi, mantan anggota DPR, kini Pembina Partai Gerindra itu,  “Kita apresiasi Ibu Andi hadir. Namun banyak sekali kalimatnya mesti dikritisi.”
Publik bisa saja lupa.
Tetapi tidak demikian dengan Sudjiwo Tedjo.
“Bagi saya satu saja. Andi Nurpati  keluar dari KPU berhenti dengan tidak hormat.”
“Itu dulu. Ini penting, “ ujar Djiwo di momen akhir JLC itu.
Bila dikembalikan ke kalimat Prof DR Jimly Assidiqi, di saat peluncuran buku testimoni Antasari Azhar ,  “Sejatinyalah etik itu sesuatu yang melakat di dalam diri.  Etik melandasai segala laku, output yang kita perbuat.”
Hukum, menurut Jimly, jelas  pondamennya etik. “Tanpa etik  bagimna sebuah keadilan di dalam hukum dapat dipilah dan dipilih.”
Bila jabarannya demikian, tentulah tidak perlu dibahas lagi sepeak terjang seseorang.
Pada suatu siang dibilangan Pondok Indah Mall  (PIM),  Jakarta Selatan. Saya bertemu dengan seorang kenalan bergerak sebagai professional di dunia property sejak 1990. Ia bersama kawannya pemilik sebuah resort di Jawa barat. Bertepatan menyimak rambut saya yang masih gundul, mereka berceloteh soal partai, Nazaruddin hingga ke Andi Nurpati.
“Andi itu membeli rumah saudara saya  lebih Rp 4 miliar. Ia membayarnya dengan membawa uang cash,” ujar sumber itu.
Tidak ada yang salah memang. Seseorang bisa membeli rumah miliar-miliar. Apalagi dalam  laporan kekayaan ke KPK bisa saja dituliskan hibah dan sejenis. Namun bila ditelusuri, latar keluarrga dan seterusnya apakah pembelian itu  diperoleh dari uang yang “sah”?
Karena kalimat Tdjo di atas telak, kenalan yang bergerak di bidang property tadi, menelepon, Ia bilang, “Mumpung sudahj ada sablengdotkom,  sekalian saja Andi Nurpati kita jadikan presiden untuk 2014.”

Sumber : http://www.sableng.com/story/keluar-kpu-tidak-hormat-nurpati-masuk-pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar